Tentang mimpi yang biasa kita semogakan bersama, sebelum takdir berperan lebih tega, kamu harus tahu bahwa jodoh adalah sebentuk hasil akhir dari doa-doa yang telah terhimpun di langit. lalu tumpah ke bumi menjelma keyakinan. mengapa harus namamu? sebab aku ingin doa memenangkan dirimu pada akhirnya. mengapa kamu juga harus berdoa? sebab bila doa kita sama-sama sampai ke langit akan membentuk suatu kemenangan dalam penantian.
Merindukanmu serupa kebahagiaan yang setiap hari ku nantikan, menjelma serupa secangkir kopi yang membuatku candu. Kamu tidak perlu tahu atau merasakannya, biar aku saja. sebab ini tidaklah mudah, aku hanya terus memintamu untuk menuju. dan aku akan tekun menunggu.
Sebentuk syukur tak terhingga adalah, apabila hingga detik ini aku masih merasakan rindu, dari situlah aku tahu, bahwa doaku telah sampai, dan sang maha Romantis masih menghadiahkan rasa rindu itu. Rindu yang tiba-tiba saja menumbuhkan semangat membara dalam jiwa, rindu yang mampu menjadikan fikiranku penuh dengan puisi tentangnya. Diksi-diksi seketika berubah menjadi indah apabila rindu kepadamu menjadi debarnya, dan tulisanku menjadi jantungnya.
Aku heran, mengapa orang-orang di luaran sana masih saja ingin membunuh rindu, atau meredakannya lewat apa saja. Bagiku rindu itu serupa sahabat paling baik, yang senantiasa ikhlas mengubah debar hatiku menjadi tak biasa, yang selalu memberi energi untuk melakukan hal-hal yang tak biasa, serupa menulis misalnya. Atau mengejar keinginan dengan begitu ambisi, agar lekas bertemu dengannya. Rindu juga selalu membuat ingin lebih tekun dalam berdoa.
Mengapa rindu selalu tertuju padamu?
Karena hati lebih tahu, kamulah langitku. yang selalu ikhlas di abu-abukan mendung dan di kuningkan senja. Lantas, adakah bentuk semesta paling maha selain langit?
Untuk menjadi alasan satu rindu, kamu memiliki jawaban seluas kanvas semesta;langit.