Sabtu, 09 Desember 2017

Langit




Tentang mimpi yang biasa kita semogakan bersama, sebelum takdir berperan lebih tega, kamu harus tahu bahwa jodoh adalah sebentuk hasil akhir dari doa-doa yang telah terhimpun di langit. lalu tumpah ke bumi menjelma keyakinan. mengapa harus namamu? sebab aku ingin doa memenangkan dirimu pada akhirnya. mengapa kamu juga harus berdoa? sebab bila doa kita sama-sama sampai ke langit akan membentuk suatu kemenangan dalam penantian.
Merindukanmu serupa kebahagiaan yang setiap hari ku nantikan, menjelma serupa secangkir kopi yang membuatku candu. Kamu tidak perlu tahu atau merasakannya, biar aku saja. sebab ini tidaklah mudah, aku hanya terus memintamu untuk menuju. dan aku akan tekun menunggu.

Sebentuk syukur tak terhingga adalah, apabila hingga detik ini aku masih merasakan rindu, dari situlah aku tahu, bahwa doaku telah sampai, dan sang maha Romantis masih menghadiahkan rasa rindu itu. Rindu yang tiba-tiba saja menumbuhkan semangat membara dalam jiwa, rindu yang mampu menjadikan fikiranku penuh dengan puisi tentangnya. Diksi-diksi seketika berubah menjadi indah apabila rindu kepadamu menjadi debarnya, dan tulisanku menjadi jantungnya.

Aku heran, mengapa orang-orang di luaran sana masih saja ingin membunuh rindu, atau meredakannya lewat apa saja. Bagiku rindu itu serupa sahabat paling baik, yang senantiasa ikhlas mengubah debar hatiku menjadi tak biasa, yang selalu memberi energi untuk melakukan hal-hal yang tak biasa, serupa menulis misalnya. Atau mengejar keinginan dengan begitu ambisi, agar lekas bertemu dengannya. Rindu juga selalu membuat ingin lebih tekun dalam berdoa.

Mengapa rindu selalu tertuju padamu?
Karena hati lebih tahu, kamulah langitku. yang selalu ikhlas di abu-abukan mendung dan di kuningkan senja. Lantas, adakah bentuk semesta paling maha selain langit? 
Untuk menjadi alasan satu rindu, kamu memiliki jawaban seluas kanvas semesta;langit.

Sabtu, 29 Agustus 2015

Aku Ingin







Aku ingin mencintaimu dengan isyarat
Seperti  daun senja yang gugur di atas tanah basah
Sedingin gigil embun pada dekapan aurora
Atau sehangat mega-mega yang mulai merekah

Aku ingin merinduimu dengan sunyi
Seperti gerimis yang meraba hijau daun
Pada musim yang mengeja cahaya dalam kabut pagi
Hinga kita menjadi hujan dan udara
Yang menyatu dalam satu pilihan cinta

Tangan Tuhan






Detak..
Berpitaloka tentang lisan
Yang menghujam di seluruh sudut penjuru negeri metropolitan
Tentang aspek ketidak adilan
Antara tuan dengan budak bawahan

Aku adalah sebutir padi yang mengharap hujan Tetap memilih diam Biar tuhan yang berperan dan turunkan tangan Melalui mulut-mulut mungil insan beriman Rasakanlah, ini luka atau pembunuhan;tuan

Surat Rindu






Langit melagu gerimis
Rerintik bernada ritmis, mistis, eksotis
Sesekali guruh dan guntur bertabuh sendu
Sepencar kilat berakar zigzag melukis malam

Semilir bayu menampar lembuut pipi sayu
Menggenggam cinta sang kasih pemilik rindu
Memahat asa berdimensi sajak nirmala
Sewarna merah jambu membisu kaku
Bermasa-masa menghitung detik waktu

Langkah menyusuri tanah bertabur embun
Hendak menitip Surat Rindu beramplopkan Ar-Rahman
Pada seorang kasih dan pencipta semesta cinta

Sepenuh Do'a...